Senin, 16 April 2012

Sumur Tua

Air sangat dekat dengan kehidupan kita. Dahulu, nenek moyang kita selalu membangun hunian tidak jauh dari aliran air. Setelah kelompok hunian berkembang cepat dan menjadi besar, banyak rumah-rumah dibangun jauh dari aliran air. Untuk memenuhi keperluan airnya, mereka kemudian menggali sumur untuk memenuhi keperluannya. Saat saya kecil hingga masa SMP, sumur masih menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan keluarga kami.
 
 
Setelah pindah ke Jakarta, hampir tidak ditemukan sumur yang dapat berfungsi dengan baik, karena fungsinya telah tergantikan sepenuhnya oleh aliran air pam pemerintah, ataupun sumur pantek air bawah tanah yang lebih modern dan menggunakan pompa listrik. Dengan demikian, sumur galian biasa menjadi tertinggal dan tidak lagi dipakai orang.

Menangani sumur yang tidak lagi dipakai, sebagian orang langsung mengurugnya, sebagian orang hanya menutup mulut sumur tersebut dengan kayu, tetapi pada umumnya, orang akan menelantarkan dan membiarkan sumur itu begitu saja dalam keadaan mengangga. Akibatnya, lama-kelamaan akan berubah menjadi sumur tua terlantar yang sering kita temukan, dan ditakuti sebagian lapisan masyarakat.

Suatu saat, ketika tempat yang dijadikan sumur itu akan dipakai, masalah pun timbul ke permukaan. Terobsesi mitos, banyak yang takut mengurug sumur. Ada yang berpendapat, sumur tidak boleh diurug, cukup ditutup saja dengan lantai. Ada pula yang mengatakan, kalau sumur di tutup, harus disisakan sebuah cela udara, agar makhluk penghuni sumur bisa bernafas (ada yang mengatakan agar air didalamnya tetap hidup), ada pula yang dibiarkan berada pada keadaan semula, hanya diberi tralis pengaman dimulut sumur, sekalipun sumur tersebut berada di dalam ruang tertutup.

Persepsi seperti itu salah dan tidak bermanfaat, apalagi sumur yang dibiarkan terbuka di ruang tertutup dalam rumah, pada akhirnya hanya akan menjadi sarang nyamuk yang ideal. Sumur yang sudah tidak dipakai lagi, sebaiknya diurug saja, agar tidak menimbulkan masalah yang lain. Jika hanya ditutup lantai dan membiarkan sebuah lobang mengangga dibawah sana, bisa saja menjadi sarang binatang dalam tanah, atau dalam waktu yang lama, tanah disekeliling sumur gugur ke dalam lubang sumur, membuat tanah dibawah lantai amblas ke dalam, terjadi ruang kosong antara lantai dengan permukaan tanah, sehingga mempengaruhi kekuatan lantai, bahkan mempengaruhi kekuatan pondasi rumah disekitar sana.

Sumur tua cukup dalam yang lama tidak dipakai, sekitar dasar sumur akan mengendap gas bumi beracun yang cukup berbahaya. Sering terdengar berita ada yang mati lemas di dalam sumur, saat ingin membersihkan sumurnya. Itu disebabkan orang tersebut terhirup gas beracun. Jika sumur tidak diurug dan ditutup lantai, apalagi hanya menyisakan sebuah lobang kecil, itu tentu tidak baik. Karena bila suatu ketika, oleh sebuah sebab yang tidak terduga, tekanan di dalam lubang sumur itu menjadi demikian tingginya, sehingga gas beracun yang tergenang didasar sumur terdesak ke atas dan keluar melalui lubang kecil, gas berbahaya itu kemudian memenuhi ruang tertutup di atas tempat sumur itu, walaupun kadarnya sangat ringan, sekali terhirup ke dalam tubuh, tetap akan menimbulkan gangguan kesehatan.

Dalam sumur yang lama tidak dipakai, akan mengendap gas alam dan kotoran- kotoran lainnya. Bakteri yang hidup dalam genangan air bisa mengubah gas alam tersebut menjadi semacam hidogen sulphide dan gas beracun lain yang cukup berbahaya. Menghirup gas dengan konsentrasi cukup tinggi, dapat menyebabkan kerusakan fungsi paru-paru dan menyebabkan kematian karena sesak nafas. Selain itu, gas beracun seperti karbon oksida dari permukaan tanah dapat saja masuk dan mengendap di dasar sumur. Karena itu tidak ada gunanya tetap mempertahankan sebuah sumur yang sudah tidak dipakai lagi, sebaiknya diurug saja.

Mengurug sumur tua pun ada caranya. Jangan memasukan puing atau tanah sekaligus ke dalam sumur hingga rata dengan permukaan tanah, jika itu dilakukan, gas yang terendap atau tergenang di dasar sumur akan terdesak keluar seluruhnya, itu memang membahayakan kesehatan. Mengurug sumur harus bertahap, agar gas berbahaya terurai perlahan, dan tidak timbul ke permukaan dalam volume yang bisa membahayakan.



Jakarta, 13 April 2012

Xiangyi.

4 komentar:

  1. Mr Xiangyi

    Rumah saya ada sumur bor di halaman belakang rumah. tetapi saya tutup sumurnya dengan diuruk.
    apakah akan mengurangi fengshui rejeki keluarga saya?
    apakaah ada cara lain walau sumur sudah ditutup,mungkin dengan sesajen begitu?
    mohon bantuannya

    salam

    Agung

    BalasHapus
  2. Here we will share 10 of the smallest cities in Indonesia, is said to be small because the area owned by.
    bandar togel singapore terbaik indonesia

    BalasHapus
  3. Di dalam rumah saya ada sumur biar tidak membahayakan atau banyak hal hal yang orang bilang mitos tidak boleh di urug itu sebaiknya gimana
    Terimakasih

    BalasHapus
  4. tolong bntuan nya.
    di dlm rmh sy ada sumur yg msh sy pake air nya. tp sy bermaksud menutup sebagian sumur tersbut.. dan membiarkan ttp terbuka sebagian nmun dgn cara memberi semacam cerobong panjang melampaui genteng rmh.. gmna mnurut nya.. apakah hal yg sy lakukan ini dah baik dan benar.. tlong pncerahan nya.

    BalasHapus