Kayu adalah suatu elemen yang unik. Dalam prediksi, kita perlu mencari tahu terlebih dahulu kondisi ‘hidup’ atau ‘mati’ nya si kayu tersebut. Kayu hidup takut pada logam, sebaliknya kayu mati justru suka pada logam. Mari kita melihat sebuah contoh kasus tentang kayu hidup.
Christopher Melki Tanujaya, seorang pelajar cerdas yang mendapat beasiswa pemerintah Singapore tewas tertikam dekat rumah kakeknya oleh orang tak dikenal, saat pulang berlibur dari Singapore. Kasus ini mengegerkan masyarakat ke dua Negara, Indonesia dan Singapore. Lokasi kejadian tersebut kebetulan dekat kantor saya, dan melalui seorang murid, saya mendapatkan tanggal lahir anak yang bernasib sial itu. Ia lahir pada tanggal 23 Januari 1995 sekitar jam 18 sore, masih sangat muda. Apabila tanggal lahir tersebut kita ubah menjadi Hasta Aksara (Selatan), hasilnya seperti di bawah ini :
Elemen diri Kayu besar (甲) yang memiliki akar sangat kuat di Macan (寅), jelas sebuah Kayu hidup. Sangat kebetulan, Kayu tersebut (甲) kembali muncul di pilar tahun dan duduk di atas cabang bumi Anjing (戌). Hal ini sebenarnya tidak mengapa, jika tidak lahir pada jam Ayam, karena Ayam memiliki elemen Logam. Interaksi antara Anjing adan Ayam adalah menusuk/Chuan (穿). Anjing yang sebelumnya terancam (刑) oleh Kambing, kini di di Chuan lagi oleh Ayam, maka runtuhlah ia, yang juga berarti jatuhnya Kayu yang berada di atasnya, karena kehilangan sandaran pijaknya. Dengan hubungan seperti itu, posisi Macan dalam sistem tanggal lahir pun terancam sangat kuat oleh Ayam. Yang sangat buruk adalah terdapat sebuah cabang bumi Kambing di pilar bulan. Kambing adalah kubur bagi Kayu, karena itu kemunculannya dalam sistem langsung mengancam keselamatan jiwa sang Kayu, dengan kata lain Kayu bisa masuk kubur setiap saat, bila periode hidup memunculkan Logam kecil (Ayam).
Sungguh tidak beruntung, karena periode hidup 2007 – 2016 Chirstopher adalah Ayam tanah (己酉), berarti dalam 10 tahun tersebut, keselamatan jiwanya senantiasa terancam. Tahun 2011 memiliki batang cabang Kelinci Logam (辛卯), Kelinci berelemen Kayu, merupakan akar dari Kayu besar elemen diri (Jia). Kemunculan bersama kedua elemen tersebut mengindikasikan Logam akan memotong Kayu, jadi tahun 2011 akan menjadi tahun yang sangat berbahaya bagi dirinya.
Menjelang akhir tahun 2011, Chirstopher pulang ke Indonesia memanfaatkan masa liburan sekolah di Singapore. Hari itu, ia berangkat pagi-pagi dari rumah, berkumpul dengan teman-teman sekolahnya dulu, mereka bermain futsal bersama, bercanda gurau, hingga cukup sore baru berpamitan dan pulang ke rumah masing-masing. Christopher naik bus TransJakarta sendirian, ia turun di Halte Pluit Selatan ingin mampir ke rumah nenek yang terletak tidak jauh dari sana. Ketika itu hari sudah mulai gelap, lingkungan perumahan yang biasanya sepi dari pejalan kaki sore itu nampak kian sepi. Tidak jauh ia memasuki jalan tersebut sambil mempermainkan hp di tangannya, tiba-tiba dari belakang seseorang merampas hpnya. Kaget membuat dirinya reflek mengelak, tetapi sebuah tikaman mendarat di punggung, diikuti beberapa tikaman lain. Salah satu tikaman mengenai pangkal leher dan merobek tenggorokanya. Ia roboh dan hp pun berpindah tangan, sang pelaku segera melarikan diri. Seorang pengendara sepeda motor yang kebetulan melintas langsung melarikan Chirstopher ke rumah sakit Atmajaya yang sangat dekat dengan lokasi, tetapi apa daya nyawa Chirstopher telah tak tertolong.
Saya memeriksa batang cabang hari naas Chirstopher itu, ternyata hari Kuda kayu (5 Desember 2011), dalam hal ini ia dapat mewakili Anjing, karena Kayu Jia sama dengan Macan dan Macan dan Kuda mengapit sebuah Anjing. Bukankah Anjing dalam Hasta Aksaranya tertikam oleh Ayam ? Nah, Ayam yang hadir pada periode hidup, selalu siap sedia untuk menikam Anjing, ketika informasi Logam kembali muncul pada Tahun (Kelinci Logam) dan Bulan (Kerbau Logam), Logam menjadi demikian kuat hingga sekali tikam bisa menghabiskan nyawa Christopher. Dan, ketika informasi Anjing kembali muncul pada hari (dalam hal ini Anjing diwakili Kuda Kayu), Logam pun menancapkan tikamannya, maka terjadilah peristiwa mengenaskan tersebut.
祥瑜02 Mar’12,
menulis di udara Papua – Makasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar