Jumat, 15 Juli 2011

Moon Cake Festival

Moon Cake festival, atau bahasa kasarnya perayaan Hari Kue Bulan adalah suatu tradisi rakyat Tiongkok yang dirayakan pada hari ke 15 bulan 8 Imlek setiap tahunnya. Pada malam hari tersebut, masyarakat menghiasi halaman masing-masing rumah dengan lentera-lentera yang indah. Orang-orang tua menyembahyangi bulan purnama yang sedang bulat sempurna dengan kue bulan berbentuk bulat. Berbagai perlombaan dan acara hiburan diadakan untuk memeriahkan suasana. Di antaranya teka-teki syair lentera, berbagai permainan memperebutkan hadiah kue bulan dan lainnya. Kaum muda mudi mengunakan kesempatan itu untuk menemukan pasangan hidupnya, dan banyak lagi kegiatan lainnya. Di Indonesia, suasana tradisi ini masih kental pada kota-kota kecil, seperti di Kalimantan dan Kepulauan Riau. Di Jakarta dan kota-kota besar sudah jarang terlihat kegiatan tersebut, orang di kota besar lebih akrab dengan tanggal 15 bulan 1 Imlek yang dianggap hari kue bulan.

Sebuah legenda berkembang sejak ratusan tahun lalu, bahwasannya pada jaman kuno nan jauh, dilangit terdapat sembilan buah matahari. Hari tidak pernah malam, laut dan sungai mengering, permukaan tanah retak, seluruh makhluk menderita kepanasan. Saat itu, terdapat seorang pahlawan masyarakat bernama Hou Yi (后羿). Ia naik ke puncak gunung Kun Lun, berhasil memanah jatuh 8 buah matahari dan hanya menyisakan sebuah matahari di langit. Sejak saat itu, langit dan malam berganti teratur dan seluruh makluk terselamatkan dari kebinasaan.

Atas jasa besarnya terhadap kehidupan bumi, Hou Yi mendapatkan hadiah pil dewa dari Gadis Gaib Sembilan Langit (九天玄女 / permaisuri penguasa langit). Barang siapa yang memakan pil dewa tersebut, akan memiliki usia abadi tanpa kematian. Hou Yi menitipkan pil dewa tersebut pada istrinya bernama Chang E (嫦娥). Tak disangka hal ini diketahui tetangganya Peng Meng (蓬蒙), ia lalu mengancam Chang E agar memberikan pil dewa kepadanya, saat Hou Yi sedang berpergian. Dalam keadaan terdesak, pil dewa itu tertelan Chang E, seketika badannya berubah ringan, ia lalu mengangkasa bersama kelinci kesayangannya dan mendarat di tempat yang paling dekat dengan bumi, agar tidak terpisah terlalu jauh dengan suaminya. Tempat Chang E mendarat ternyata adalah satelit Bulan. Sejak saat itu, bayangan Chang E bersama kelincinya sering muncul di bulan terang.

Untuk menghormati istrinya, Hou Yi mempersiapkan altar dan dupa, menyembahyanginya dengan kue-kue kesukaan Chang E. Tetangga-tetangga lain yang mengetahui kejadian itu turut melakukannya, lama ke lamaan berkembang menjadi sebuah tradisi, dilakukan setiap tanggal 15 bulan 8 Imlek, saat bulan paling terang dan menjadi bulat sempurna. Kue yang digunakan untuk itu pun diberi nama kue bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar